21 September 2006

Balada si (Dia) Gitar Tua


He…he, posting kali ini judulnya mirip dengan judul sebuah lagu lama, tapi ini bukanlah tentang lirik lagu loh.

Si gitar tua ini adalah gitar yang belum tua-tua amat sih sebenernya, ya kira kira umurnya sekitar 12 tahunan lah. Gitar ini aku dapat dari kakakku Mas Mamik, yang aku minta karena waktu itu aku pengen sekali bisa maen gitar dan banyak sekali teman-teman dan aku hanya bias melongo saja. Saat pertama dengannya wuhh sangat menyenagkan sekali, bodinya yang aduhai, suaranya yang jernih dan lenganya yang imut membuatku jatuh cinta padanya. Hari-hariku banyak kuhabiskan bersamanya, saat aku bangun tidur aku selalu menyapanya dan bersenandung bersamanya. Setelah bersamanya sekitar dua bulan lebih aku mulai bisa memainkannya, dengan kemampuan yang seadanya. Karena kehadirannya aku pun mampu untuk mempresentasikan keahlianku di sekolah untuk pelajaran kesenian.

Dalam perjalanan hidupku si gitar selalu menemaniku, sungguh sahabat yang setia. Saat aku mulai duduk di bangku SMU aku mulai berkenalan dengan musik band, karena saat itu aku dianggap cukup piawai memainkan gitar oleh teman-teman band maka mereka merekrutku untuk menjadi gitaris di band yang kita bentuk. Tidak tanggung-tanggung posisiku adalah dibagian melodi, wah cukup menantang pokonnya. Saat yang dinanti-nanti adalah jambore band se-SMU ku, dengan bekal yang cukup akhirnya kamipun mendapat juara ke-II dengan band kami yaitu Natural band, semua itu juga berkat kehadiran-nya dalam hidupku.

Saat aku mulai duduk di bangku kuliah, si-Dia juga aku bawa di sana. Petualangnku bersamannya pun terus berlanjut, mulai saat aku ospek dan juga saat aku tinggal di Asrama Mahasiswa. Kehidupan mahasiswa sangatlah bervariasi, itu juga yang aku alami. Saat kiriman telat dan juga uang udah habis, si Dia menjadi penolongku, he…he…. kami berpetualang bersama menjadi pengamen. Dan uang yang didapatkan cukup membantu kebutuhan finansialku.

Sekarang kondisi si Dia sungguh sangat memprihatinkan, sudah tidak lagi indah, dan suaranya juga tidak lagi jernih seperti dulu. Itu semua terjadi karena kecerobohanku yang tidak memperhatikannya saat aku pulang kekampung selama dua bulan. Dia aku tinggalkan dalam kondisi dawainya sangat kencang. Dan saat aku kembali, aku dapatkan si Dia udah bengkok lengannya, dan juga ada bagian lain yang retak karena setelan dawainya terlalu kencang. Maafkan aku si Gitar Tua………

Walaupun kondisinya tak seindah dulu aku tetap bersamannya dan belum ingin menggatikan posisinya dengan yang lain, karena aku merasa dia adalah bagaian dari hidupku( part of my Live) halah sok filosofis.

Ya sekian dulu cerita tentang si-Dia. Pesanku jangan sekali-kali meniru apa yang aku lakukan terhadapnya…rawatlah dan sayangilah apa yang kalian semua miliki denga sepenuh hati….

1 comments:

pipiet.... mengatakan...

ternyata....
iso maen gitar juga tho????

 
;