13 September 2006

Lamarannya (Tunangan) Mas Yuli, INSTAN…!

Hari minggu tanggal 10/09/2006 adalah hari yang penting buat mas yuli, yaitu hari dimana di akan memulai sebuah lembaran baru dalam cerita kehidupannya. Hari yang dinanti-nantikan sampai sepanjang malam minggu dan minggu-minggu sebelumnya membuat dirinya resah” ….he..he..(sok tau)” karena hari itu adalah hari dimana di harus melamar kekasih yang baru dikenalnya dalam dua bulan terakhir ini. Cerita kenalannya pun sangat singkat karena mereka berdua juga sudah berumur, bermula dari dikenalin oleh rekan sekerja di tempat di membating tulang (kerjo rek). Pertama kali dikenalin langsung jatuh cinta (katanya… sih), kemudian dalam pertemuan yang kedua langsung katakan cinta dan diminta untuk dijadikan istri. Ternyata jawaban dari si cewek ngga’ seperti yang diangan-angankan oleh Mas Yuli, karena baru aja kenal dan juga si-cewek ini adalah orang yang gila kerja, yang dikejar hanyalah karir padahal kalau di lihat dari umur mereka berdua udah sangat cukup dan lebih dari cukup untuk menikah dan bahkan mungkin memiliki dua atau tiga orang anak, usianya yaitu 37 tahun. Dengan cukup sabar dia pun menerima jawaban dari sang cewek. Dengan tekun dia mulai mendekati cewek dan pada suatu ketika si cewek mengenalkan Mas Yuli dengan ayahnya “Bapak Mardi Minarso” yang seorang pensiunan dan berusia sangat lanjut (80 tahunan). Kesempatan itu langsung digunakan sebaik-baiknya seperti kata pepatah “sambil menyelam minum susu (jangan keterusan ntar kembung lhooo). Dengan modal kesopanan dan cara ngomong yang luwes di saat si cewek ngga disampingnya dia mengutarakan maksud hatinya bahwa dirinya berkenalan dengan Mbak Nani itu dengan maksud baik yaitu untuk membina hubungan kejenjang pernikahaan. Dan maksud baik itu sangat didukung oleh Calon mertuanya, walaupun si cewek belum menyatakan cinta apalagi setuju untuk menikah.

Keesokan harinya dia menerima telepon dari si cewek dan mbak nani bercerita bahwa tadi malam telah mendapatkan wejangan yang sangat panjang dari sang ayah, intinya adalah sang ayah menghendaki kalau si cewek itu harus menerima mas yuli dan segera menikah. Setelah 1 bulan akhirnya diputuskan bahwa Mbak Nani setuju untuk menikah dengan Mas Yuli. Sebelum itu harus diadakan acara Lamaran di rumah orang tuanya yaitu di Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Karena kedua Orang Tua Mas Yuli sudah almarhum maka ia meminta Bapakku untuk melamarkan dan juga megurusi beberapa keperluan dan surat-surat untuk keperluan nikah, kebetulan mas yuli punya KTP di Bojonegoro dan Kartu Keluarganya (KK) juga ikut Keluargaku. Salah satunya adalah surat pindah nikah.

Tepat di hari H, semua kebutuhan dan syarat-syarat sudah lengkap, baik akomodasi maupun transportasi, juga keluarga udah pada ngumpul dan akhirnya kami semua berangkat menuju rumah mbak nani. Setelah sekitar dua jam setengah perjalanan akhirnya sampai juga di rumah mbak nani. Kemudian kami semua disambut dengan cara yang sangat sopan dan juga protokoler, maklum keluarganya mbak nani adalah keluarga orang berpangkat. Setelah perkenalan dari semua keluarga mbak Nani, saatnya dari keluargaku bicara dan untuk itu di wakilkan kepada Mbah Modien (masih pamanku) untuk ngomong. karena ga ada persiapan dan Mbah Modien juga hanya wakil untuk menggantikan Pak Budi (tetanggaku) yang ga’ bisa ikut karena juga ada acara menerima lamaran keponakkannya. Mbah Modienpun berkata dengan sangat sopan dan didahului dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan juga Hadist karena beliau sangat mengerti banget tentang agama, namun ada kekeliruan dalam perkataan mbah modien yaitu bahwa acara hari itu dipikir adalah acara “ketokan dino“ (penentuan hari Pernikahan), padahal masih belum ada lamaran. Namun dari pihak keluarga mbak bisa mengerti dan menerima setelah itu ditentukan hari pernikahan untuk mas Yuli dengan mba’ Nani yaitu tepatnya tanggal 28 Oktober 2006, hari sabtu akad nikahnya pun udah ditentukan yaitu jam 10 pagi.

Setelah disepakati oleh kedua belah pihak akhirnya pihak dari Mbak Nani menanyakan tentang bagaiman kelengkapannya untuk ngurus surat di KUA (Kantor Urusan Agama)dan kapan bisa diberikan. Kemudian Mas Yuli menjawb bahwa suratnya udah lngkap dan bisa dikasihkan sekarang juga. Sepontan keluarga Mbak Nani berkata “wah udah siap ya, kok instant banget”, bapakkupun ikut menimpali juga “lha wong lamaran aja belum tentu diterima kok udah nyiapin surat pindah nikah, gimana kalau lamarannya di tolak”. Langsung semua yang hadir disitu tertawa ha..ha.., suasana jadi sangat menyenangkan. Dan acara yang aku tunggu-tunggu pun dimulai yaitu “MAKAN”. Wah seneng banget karena perutku juga udah mulai lapar dan waktunya untuk makan siang.

Selamat deh buat Mas Yuli, semoga acara nikahnya nanti lancar dan semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warrohmah. BTW kapan aku akan menyusul ya…
Kapan?..
Kapan-kapan aja deh……

0 comments:

 
;